Tepat pada hari minggu siang tanggal 20 oktober 2013, aku mendapatkan kabar bahwa Ulil Abshar Abdalla datang ke UIN Suska
Riau. Sebelumnya, saya tidak mengenal sosok Ulil. Memang nama “Ulil” sering saya dengar bahkan ,tak
asing bagi telinga saya. Dulu saya pikir Ulil merupakan nama selebriti.
“Ulil datang datang...Ulil datang, ke UIN “ hampir hal senada saya dengar dari orang yang
saya temui sore itu di sekitar Pusat
Kegiatan Mahasiswa (UIN) Suska Riau. Mendengar nama Ulil sering di sebut oleh
banyak orang, tentu sebagai Aktifis Pers saya memiliki rasa ingin tahu
sekaligus saya ingin meliput kedatangannya.
Setelah saya tanya dengan banyak orang. Rata- rata
orang yang saya tanyai tersebut
mengatakan, bahwa Ulil seorang tokoh Jaringan Islam Libral ( JIL). Mendengar jawaban
tersebut, saya sangat tertarik. Karena selama ini saya merupakan orang yang
suka berdiskusi masalah sosial, politik ,filsafat dan agama tentunya. Meskipun
kadang-kadang diskusi yang saya lakukan banyak yang meleset.
Segera saya ambil tas saya lengkap dengan peralatan tulis.
Tas itu saya sandang di belakang punggung saya. Sedangkan peralatan tulis, buku
saku dan pena, saya masukkan ke saku . Tujuannya biar mudah aja.
Dengan menggunakan sandal cepit berwarna coklat saya menuju muka PKM.
Sesampainya disana, saya segera mencari ketua panitia. Setelah itu, saya diarahkan ke bustomi. Dia
adalah ketua pelaksana untuk seminar internasional yang menghadirkan Ulil.
Setelah menemui bustomi. Saya langsun g bertanya, “Apakah
Ulil jadi datang..?”. “ Masih dalam perjalanan,” jawab Bustomi. Mendengar jawaban
tersebut, aku terus menunggu Ulil. Sesekali aku mondar –mandir depan PKM,
bahkan kadang keluar keluar masuk PKM.
Selang beberapa saat kemudian, seminar nasional pun di mulai. Akupun
masuk ke PKM dan duduk di belakang. Beberapa saat kemudian panitia seminar
memberikan senek . Akupun menikmati senek pemberian panitia tersebut. Kebetulan
tadi siang aku belum makan.
Sambil mendengarkan
seminar aku pun menikmati senek tersebut. Baru habis satru gorengan Anel salah
seorang anggota BEM memegang pundak ku dari belakang. Ia memberitahuku bahwa di
luar ada konfrenbsi pers. Mendengar hal itu, akupun keluar dari PKM dengan
berlari kecil. Sesampai di sana aku
melihat dari jauh kerumunan orang. Disana aku lihat ada dekan ushuluddin salma yenni yelli dan beberapa orang peria berpakaina rapi yang tak
kukenal.
Ketika mendekati kerumunan tersebut akau bertanya kepada mahasiswa yang ada disana ,Ulil yang
mana?. Salah seorang mahasiswa menunjukkan tangan kanan nya kerah pria yang
agak sumbing tersebut . ‘’Oo..ternyata ini Ulil” gumamku dalam hati.
Karena dianggap sebagai tokoh JIL, banyak orang yang datang
keseminar tersebut. Entah itu datang untuk berdiskusi atau datang untuk
menghujat dan mengusir Ulil, karena sebagian orang menganggap dia berbahaya .
Karena banyak pihak yang Kontra dengan kedatangan Ulil.
Ahirnya, pihak panitia membatalkan Ulil untuk menjadi pembicara pada seminar
tersebut.
Atas penolakan dan pembatalan tersebut pihak panitia dan
Ulil melakukan konfrensi pers di Islamic Centre UIN Suska Riau.
Berikut wawan cara saya bersama Ulil
Apakah anda tahu
mengapa orang banyak menolak kedatangan anda dalam seminar Internasional ini ?
Saya tidak tahu mengapa mereka menolak. Tapi saya bisa
memaklumi penjelasan dari dekan Ushuluddin yaitu Salma yeni yelli. Banyak pihak
yang tidak suka dengan kedatangan saya. Mereka tidak tahu hal apa yang saya
sampaikan dan apa yang ingin saya katakan , mereka sudah ada aprereori. Saya
mengangggap ini perkembanagan yang tidak baik. Seharusnya kampus mimbar
kebebasan berpikir dan diskusi. Ini
adalah perkembangan yang tak sehat dari perkembangan akademik, demokrasi ,
pertukaran pemikiran. Seharusnya bisa di lakukan dengan damai dimasyarakat
akademis. Saya sendiri terus terang sedih melihat perkembangan ini, mestinya
hal ini tak terjadi di era reformasi. Kalau di era Orde baru mungkin bisa di
pahami. Saya berharap hal seperti ini secara pelan pelan akan bisa berubah.
Sebelumnya apakah
pernah di tolak di tempat lain, ketika menjadi pembicara.?
Saya pernah mengalami hal serupa di bali, Surabaya. Tapi
katika saya menyampaikan pemikiran saya di mananpun, tak ada masalah.
Selama ini anda
sering dianggap “Kontroversi” .sebetulnya apa yang beda dari pemikiran bapak..?
Tidak ada hal secara mendasar yang berbeda. Ini kan
pemikiran yang telah di kembangkan oleh tokoh islam sebelumnya. Seperti cak
nur, Gusdur. Saya belajar dari mereka.
Apakah betul menurut
pemikiran bapak, semua agama itu sama ?
Kamu dari media mana ( tanya Ulil). (“Dari media kampus pak”
jawab saya).
Sebetulnya gini, itu masalah yang krusial. Untuk menjawab
ini saya harus buka dalam forum diskusi dan waktu yang cukup. Agar tidak
terjadi kesalah pahaman.
Setelah menjawab itu, Ulil pun berlalu menuju kearah mobil.
Sebetulnya saya ingin bertanya lebih jauh tentang pendapat Ulil dan pemahaman
nya yang dianggap kontroversi. Tapi karena keadaan yang tak memungkinkan. Hanya
beberapa pertanyaan yang dapat saya ajukan. Lagi pula, saat itu saya tak ada
persiapan. Karena waktu nya cukup mepet.
Namun pada malam harinya, ketika saya dan kawan- kawan lain
mengecek berita online. Ternyata berita pencekalan Ulil ke UIN tersebut di
rilik oleh banyak media nasional. Rata-rata media tersebut, mengutip kekecewaan
Ulil terhadap pencekalannya di UIN Riau.
Dalam hal ini, saya ingin menekankan. Terlepas benar atau
salah pemahaman Ulil. Media seolah –olah simpati pada Ulil, hal ini di sebabkan
1.
Ulil datang ke
UIN bukan atas keinginan pribadi,
tentu di sebabkan undang dari pihak
panitia. Berarti posisinya pada saat itu sebagai tamu
2.
Pihak yang menentang kedatangan Ulil tidak memberikan keterangan
atau alasan penolakan tersebut ke media.
3.
Pengakuan dari ketua panitia,” Pihak yang
menolak tersebut, menolak secara tak seportif. Karena banyak berbentuk teror
dan ancaman keamanan. Baik berupa sms maupun lainnya”.
4.
Seolah –olah kita pihak kampus menutup diri.
Ulil datang ke UIN hanya untuk
memberikan ceramah dan diskusi. Mana tahu, jika memang Ulil dianggap
menyimpang, dengan diskusi tersebut bisa mengetuk hatinya.
5.
Rata-rata pihak yang menolak kedatangan Ulil,
mengetahui Ulil sebagai JIL atau pemikiran yang dianggap sesat,dari pihak
ketiga atau media.
Seharusnya akan lebih baik jika kita
mendengar keterangan dari Ulil secara langsung. Supaya tak terjadi fitnah.Sadar atau tidak hal seperti ini akan menguntungkan Ulil...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar