Tendangan
bola itu meleset jauh dari gawang. Kelihatannya , ketiga bocah tersebut bermain secara asal-asalan, sesekali terdengar
tawa dan Guyonan. Mereka bermain dengan
ceria layaknya anak seusia mereka yang
berumur belasan tahun. Meskipun lokasi itu bukanlah lapangan bola kaki.
Mereka
terpaksa menjadikan tempat itu sebagai
tempat bermain bola, untuk mengisi hari-hari
kosong yang mereka lalui. Karena jika
mereka ingin bermain di lapangan bola kaki betulan , jaraknya cukup jauh dari
panti tempat mereka tinggal.
Ilham
, merupakan salah satu nama anak panti yang sedang bermain bola pada saat
itu. Bocah kurus kelahiran Aceh Selatan
04 november 2002 silam. Dia telah di tinggal mati oleh kedua orang tuanya pada
pada saat masih bayi. Mulai saat itulah,
dia tinggal di panti asuhan. Bocah sebelas tahun ini memang tidak memiliki
prestasi secara akademis. Namun, dia mempunyai hobi bermain bola kaki. Hampir
setiap hari dia dan kawan-kawannya bermain bola di tempat ini. Meskipun tempat ini bukanlah lapangan bola kaki
betulan.
Untuk
mengakses lapangan Bola kaki betulan tersebut mereka harus berjalan kaki cukup
jauh. Karena mereka tidak mempunyai sepeda motor dan alat transportasi lainnya.
Letak panti nya pun cukup jauh dari Jalan lintas Pekanbaru bangkinang , jadi
karena letaknya yang agak kedalam tentu tidak ada angkot yang mau masuk ke
tempat itu. Dengan bertelanjang kaki , ketiga bocah tersebut bermain bola di
bawah terik matahari pagi itu. Sedangkan
gawang mereka buat dari kayu-kayu kecil yang ada di sekitar perkarangan panti
itu , lalu mereka tancapkan ketanah.
Namun,
siapa yang menyangka bahwa mereka adalah korban
tsunami dan gempa Aceh, 26
desember tahun 2004 silam.Gempa bumi
tektonik berkekuatan 8,5 Skala Richer (SR)
berpusat di Samudra India di kedalaman
20 Kilo Meter ( KM) di laut berjarak sekitar 149 KM selatan kota Meulaboh,
Nanggroe Aceh Darussalam.
Gempa itu disertai gelombang pasang (Tsunami) yang
menyapu beberapa wilayah lepas pantai di Indonesia salah satunya provinsi
Nangro Aceh Darussalam. Peristiwa ini ,
masih menyisakan
rasa duka bagi Ilham , salah seorang yatim piatu yang tinggal di panti asuhan
Arrohim Rimbo Panjang, kabupaten kampar.
Menurut
Ilham, bocah kurus yang yang berusia sebelas tahun itu. Menuturkan pada saat
Tsunami dan gempa di aceh dulu , ibunya yang bernama Ida dan ayahnya yang
bernama Maden sedang menggarap sawah. Sedangkan dia pada saat itu
masih bayi berumur lebih kurang 2 tahun. Pada saat itu , seperti hari biasanya
, Ilham bocah kelahiran Aceh selatan tahun 2002 ini di titipkan kedua orang tuanya di rumah
kakeknya untuk sementara waktu. Akan di jemput pada sore hari setelah pulang
dari sawah.
Ketika
Tsunami dan Gempa terjadi , Ilham sedang tertidur pulas dalam ayunan di rumah
sang kakek . Entah bagaimana caranya,
Ilham bisa selamat dari bencana besar
yang terjadi di 13 negara tersebut. Sedikitnya korban di indonesia sekitar 105.262 orang
sedangkan total luka luka sebanyak lebih kurang sebanyak 124.057 jiwa. Di
perkirakan 100.000 korban berasal dari Provinsi Aceh (Menurut depertmen Sosial RI, 11/1/2005
). Dia baru di temukan setelah gempa itu
terjadi beberapa saat.
Mulai
saat itu lah Ilham menjadi yatim piatu dan di asuh oleh kakeknya di tempat pengungsian
. Sedangkan kedua orang tuanya meninggal dunia pada peristiwa itu. Namun
mayatnya tidak ditemukan oleh relawan dan masyarakat. Ilham tidak bisa
mengingat seperti apa peristiwa itu terjadi
dan seperti apa wajah kedua orang tuanya yang telah melahirkan dia.
Tak
ada satupun foto kedua orang tuanya yang bisa dia temukan. Sebab, rumah- rumah penduduk yang ada di kampung kelahirannya
hancur dan rata dengan tanah. Begitu juga dengan rumah Ilham dan kakaeknya. “ Cerita ini aku dapat dari kakek, aku masih
kecil bang. Tapi yang jelas aku sangat sedih ,
” katanya dengan suara berat sambil menundukkan kepala, menahan rasa
sedihnya .
Sambil
mengingat cerita sang kakek sesekali tangan nya yang kecil mencoba mengusap air
mata yang jatuh ke pipinya ,untuk menahan rasa sedih. Namun bocah yang bercita –cita ingin jadi
polisi ini tetap berusaha untuk tegar.
Dua tahun silam, tepatnya tahun 2011. Ilham yang sebelumnya di asuh
disalah satu panti di aceh. Dia terpaksa harus meninggalkan kampung halaman
nya. Karena alasan tertentu , dia di pindahkan ke riau tepatnya di panti
Arrohim ini.
Ketika
kru Gagasan memberikan pertanyaan terkadang
dia lebih memilih diam dan tidak mau menjawab hanya menggelengkan
kepala, sebagai tanda menolak atas
pertanyaan tersebut.
Dia
tampak sedih dan minder karena semenjak umur 2 tahun dia tidak lagi punya orang tua. Pada hal pada saat sekarang Ilham memerlukan perhatian
kedua orang tua .Dia minder karna rata-rata kawan sekolahnya masih mempunyai
orang tua. Kadang dia iri
kepada kawan-kawannya. Apalagi ketika melihat kawan-kawannya pergi kesekolah
diantar oleh orang tua mereka.
Sedangkan
dia hanya berjalan kaki , namun sesekali dia dan kawan-kawan panti
lainnnya diantar oleh pengurus panti
dengan mobil pick up. Itupun, jika pengurus panti tidak sibuk atau tidak
sedang berada di luar kota. Jika pengurus panti sedang sibuk dan berada di luar
kota Ilham dan kawa-kawan panti lainnya haarus berjalan kaki.
Karena mobil tersebut di bawa oleh pengurus
panti itu. Untuk sampai kesekolaah Ilham harus menempuh jarak Kiloan Meter di
bawah terik sinar matahari. Karena Ilham saat sekarang masuk sekolah pada siang hari sekitar jam 1 :
30 . Mungkin itulah sebabnya ilham sering telat kesekolah.
Menurut Dani, salah satu kawan yang tinggal
sepanti dengan Ilham mengatakan bahwa
Ilham anaknya pendiam, terkadang dia tidak mau bebaur dengan kawan-kawan
sepantinya. Biasanya kalau ada gotong royong ,piket Ilham sering tidak ikut.
Dani
, bocah kelas 6 Sekolah Dasar ini bercerita panjang lebar tentang ilham.
“Mungkin si Ilham agak tertekan bang, karna dia kadang-kadang tidak mau
gabung dengan kami kawan-kawan pantinya Tapi kalau di panti dia tidak Nakal, hanya sedikit pendiam. Kalau bertemu
orang yang baru dia kenal dia lebih memilih diam ,dan sulit untuk diajak
bicara.
Ketika di temui ,Rajuddin Hasibuan (51) kepala sekolah SD 028 Rimbo Panjang,
tempat Ilham bersekolah saat ini.menuturkan, Ilham kalau di sekolah tidak
terlihat minder. Dia memang sedikit nakal lah di bandingkan kawan-kawan Ilham
yang lain nya. Tapi anaknya sedikit pendiam. Pernah pada suatu ketika , dia di pukul
oleh kawan – kawan sekolahnya. Namun
pada saat itu dia hanya diam saja.
Tak
ada yang menyangka, beberapa minggu kemudian dia baru membalas pukulan
teman nya tersebut. Padahal Guru dan kawan nya sudah hampir lupa kejadian itu.
Ketika pihak sekolah menanyakan “ Kenapa dia memukul kawan nya ?.” . Dia hanya
menjawab, “ Beberapa minggu yang lalu aku di ganggu dia pak ,‘’ ujar kepala
sekolahnya sambil meniru ucapan Ilham.
Sifat Ilham memang sulit untuk di tebak. Apalagi bagi orang yang baru
mengenalnya.
Pria yang biasa di banggil Hasibuan ini juga
membenarkan bahwa Ilham memang sering telat datang. Ketika kami cek kadang
–kadang dia bermain dan duduk di pinggir jalan. Tapi dia jarang Alpa.
“Kami
bisa memaklumi Ilham , dan kami tahu seperti apa keadaannya. Dari pihak sekolah kami selalu memberikan
kemudahan. Kalau ada bantuan selalu kami memprioritaskan untuk anak panti
seperti Ilham , ” Ujar Hasibuan. Dia juga menambahkan bahwa anak panti yang
bersekolah di sini bukan hanya Ilham, ada sekitar 30 0rang. “Dari pihak sekolah
kami selalu memberikan motivasi dan nasehat ,‘’ ujar hasibuan menutup
pembicaraan nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar