Kata “Belacan” bukanlah hal yang baru bagi masyarakat
Melayu. Belacan merupakan kata yang cukup familiar di tanah melayu ini,
khusunya Riau dan Kepri. Mungkin , sejarah tidak pernah menulis siapa orang
yang pertama menggunakan kata ini.
.Tapi yang jelas
belacan bisa di campur dengan berbagai masakan selain bisa di
jadiakan sambal.Ada hal yang menarik jika belacan itu di jadikan
sambal.
Mungkin ada “pro
kontra” bila di lihat dari rasa. Ada yang menganggap enak dan ada yang
mengangagap kurang enak. Dibalik itu semua, Sambal belacan bila di lihat dari
rasa dan komposisi. Mempunyai nilai sosial yang tinggi dalam kehidupan
bermasyarakat. Dan inilah filosofi sambal belacan menurut renungan penulis.
Pertama, di lihat dari segi rasa.
Mungkin, tak sedikit orang jika pada saat mereka makan,
sambal belacan adalah “menu wajib” yang tak bisa di tinggalkan. Seolah olah
tampa sambal belacan mereka tidak bisa makan dengan sempurna. Mungkin hal ini
pernah pembaca jumpai. Apakah itu orangtua kita, saudara,bahkan mungkin teman dekat
kita..?
Namun banyak juga , orang yang tidak menyukai sambal
belacan. Dengan berbagai alasan mereka menganggap sambal belacan makanan yang
tidak enak. Mungkin sebaliknya, jika mereka di suruh untuk makan nasi
dengan sambal belacan mereka tak bisa makan dengan enak dan lahap. Bahkan
mungkin ada yang menolak sambal belacan secara mentah. Bisa jadi mereka menolak
sambal belacan karena tak sesuai dengan selera mereka atau mungkin karena
gengsi . Sebab sambal belacan makanan orang kampung, yang murah meriah.
Arti nya dalam kehidupan sosial apa..?
Dalam hidup ini.
Siapapun kita entah itu president, gubernur, dan masyarakat sekalipun. Akan
mengalami nasib yang sama dengan sambal belacan diatas. Mungkin, banyak orang
yang menyayangi kita, mencintai kita,memerlukan tenaga dan pikiran kita, dan
memuji kita. Tak sedikit orang yang ada di sekitar kita, hidup nya tak bisa sempurna tampa kita.
Mungkin seorang pedagang, dia memerlukan pelanggan untuk memebeli dagangannya.
Begitu juga, Seorang mahasiswa memerlukan seorang dosen ,dan sebagainya
Mungkin diantara pembaca adalah orang yang tenaganya,
pikirannya sangat di butuhkan masyarakat. Tanpa saudara masyarakat bagaikan
kapal di lautan luas, yang tidak ada nakhodanya. Mereka terombang ambing dan dihempas gelombang
dan ombak besar. Namun ketika saudara ada mereka bisa ke pulau seberang dengan
selamat. Mungkin hari ini ,kita sebagai seorang anak, tanpa kehadiran kita
sebagai anak orang tua kita mungkin tidak sebahagia saat ini.
Namun, tak sedikit pula di saat yang sama . Orang-orang yang
ada di sekitar kita yang membenci kita. Yang tak mengharapakan kehadiran kita.
Kehadiran kita mungkin bagaikan musuh bagi mereka yang bisa membunuh mereka
kapan saja. Mungkin di tengah tengah masyarakat ,pembaca bisa merasakan.
Kadangkala, kehadiran dan kedatangan kita. Membuat masyarakat cemas. Takut
jangan-jangan jemurannya hilang. Atau takut jangan jangan kehadiran kita
membawa petaka dan memperkeruh keadaan sosial masyarakat.
(Kembali kesambal
belacan) .Ada satu hal yang unik dari sambal belacan. Meskipun dari dulu hingga
sekarang ada yang menyukainyan dan sedikit pula yang memebencinya. Makanan ini
terus ada, makanan ini tetap di warisis dari generasi kegenerasi. Ia tak pernah
lekang dari zaman .
Seharusnya kita malu dengan sambal belacan. Kadangkala
ketika orang membenci kita , kita pun ikut membenci orang itu. Tapi tidak
dengan sambal belacan . Dia di buat bukan untuk membenci orang. Tapi untuk di
makan daan diambil manfaatnya oleh orang
lain. Tapi bagaimana dengan kita tuhan ciptakan kita. Juga bukan untuk membenci
orang lain, tapi untuk beribadah. Makanya kata nabi “khairunnasi anfahum
linnas” sebaik baiknya manusia yang bermanfaat untuk orang lain.
Kedua, Sambal belacan tak pernah malu,
apalagi minder selalu optimis
Ketika aku berkunjung
kerumah salah seorang teman. kebetulan saat itu jam makan siang. Karna sudah
waktunya untuk makan siang. Teman ku menawarkan untuk makan terlebih dahulu.
“Sebelum mengobrol lebih jauh, lebih baik makan dulu “ , kata teman ku .
Sebagai tamu yang baik tentu aku ikut makan bersama
keluarganya. Setelah sampai di meja
makan aku di persilahkan duduk . Ku lihat makanan sudah tersaji di atas meja
makan, dengan berbagai menu. Entah mengapa..? Mataku tertuju pada satu menu,
yang sangat kontras bila di lihat sepintas. Menu itu tentu “sambal belacan”
sesuai dengan tema yang kita bahas.
Tapi ada satu hal
yang membuat aku berpikir keras saat itu. Meskipun lauk pauk yang tersaji sudah
“cukup mewah” dan “wah”. Sambal belacan tetap ada sebagai menu pokok keluarga
ini. Hal ini aku ketahui ,karna setiap kali makan di rumah teman ku ini sambal
belacan tetap ada. Yang aku pikirkan bukan mengapa atau sebabnya ada menu sambal belacan. Tapi yang
aku pikirkan adalah di tengah-tengah
menu lezat lainnya. Yang mempunyai nilai gizi tinggi dan rasa yang enak . Kok
sambal belacan sanggup diam dan berada di situ( diatas meja makan)..? . Pada
hal bila di lihat dari nilai gizi dan harga tidaklah seberapa, jika di
bandingkan dengan menu lainnya.
Ada hal yang menarik dari sambal belacan ini bila di lihat
dari sajiannya. Meskipun di sajikan satu
meja dengan Rendang, Ayam goreng, dan berbagai jenis makanan lainnya. Ia tak
pernah berkecil hati. Bahkan , meskipun berasal dari terasi yang di jadikan
sambal. Itu hanyalah bahan mentah dan asalnya. Namun sebagai sambal tugasnya
hanya memberikan rasa rasa khas belacannya.
Artinya apa....?
Mungkin diantara pembaca semua. Bisa jadi hari ini, anda
berada di lingkungan orang-orang hebat, orang kaya, orang pintar. Namun bukan
berarti kita harus menjauh dari mereka . Apalagi harus minder..!!
Sambal belacan saja. Yang di buat oleh manusia tak pernah
minder dengan rendang , ayam goreng dan makanan lezat lainnya. Seharusnya, kita
sebagai mahluk ciptaan tuhan. Yang jauh lebih terhormat dari sambal belacan.
Harus mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Dan selalu optimis di setiap
saat.
Secara sugesti, Optimis lahir dari sikap yang tenang hanya bergantung pada
Allah Ta’ala. Semua kesulitan ia sikapi dengan sikap yang jelas.‘’ sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (QS Al Insyirah 94:5-6).’’
Orang menjadi kuat,
pada dasarnya karena mentalnya kuat. Orang menjadi lemah, karena mentalnya
lemah. Begitu juga, orang sukses, karena ia memiliki keinginan untuk sukses.
Dan orang yang gagal, karena ia berbuat gagal. Dalam hal ini, ada keterangan
yang menyebutkan bahwa: “Orang yang kuat lebih disukai dan lebih baik dari
orang yang lemah.”
Sehingga untuk
menjadikan pribadi pantang menyerah dan tangguh ini, maka dalam diri kita harus
tertanam sikap optimis, berpikir positif, dan percaya diri.Setidak-tidaknya ada
beberapa sifat positif yang di ajarkan sambal belacan kepada kita. Pertama
berpikir positif pada sang pencipta, diri sendiri, dan oranfg lain.
A.Berpikir Positif
Kepada Sang Pencipta
Setiap kejadian,
peristiwa dan fenomena kehidupan ini pasti ada sebab musababnya. Meskipun hanya sebuah sambal, yang berasal
dari belacan. Dia tak pernah mengeluh. Apalagi protes kepada pembuatnya. Dia
tahu dan sadar untuk apa dia di ciptakan.
Artinya segala kejadian di dunia ini telah
Allah atur dengan secermat-cermatnya. Tinggal bagaimana kita menyikapi setiap
kejadian itu melalui akal dan pikiran yang dilandasi dengan ilmu-ilmu Allah.
Jadi, tugas kita,
hanya berpikir dan membaca. Ada apa dibalik semua itu? Lalu, kita mengambil
pelajaran dari setiap kejadian tersebut dan selanjutnya mengamalkan yang
baiknya dalam perilaku keseharian.
Berpikir Positif
Terhadap Diri Sendiri
Setiap manusia,
dilahirkan sebagai pribadi yang unik. Karena bagaimanapun wajah dan sifat kita
mirip dengan orang lain. Begitu juga dengan sambal belacan, ia adalah menu unik
yang tidak sama dengan makanana lainnya. Tapi, yang jelas ada saja perbedaan,
Sifat dan pribadi unik itu, harus kita jaga. Itu adalah potensi positif, modal
dasar untuk mencapai keleluasaan langkah kita dalam menjalani kehidupan ini.
Bagaimana orang lain akan menjunjung kita, kalau diri kita sendiri meremehkan
dan tidak ‘mengangkatnya’.
Selain itu, kita juga
harus yakin bahwa kita dilahirkan ke dunia ini sebagai sang juara, the best.
Fakta membuktikan, dari berjuta-juta sel sperma yang disemprotkan Bapak
kita, tetapi ternyata yang mampu menembus dinding telur Ibu kita dan dibuahi,
hanya satu. Itulah kita, “sang juara”. Hal ini, kalau kita sadari akan menjadi
sebuah motivasi luar biasa dalam menjalani hidup ini.
Berpikir Positif
Pada Orang Lain
Orang lain itu,
manusia biasa sama dengan kita. Dia mempunyai kesalahan dan kekhilafan. Yang
tentu hati nuraninya tidak menghendakinya. Pandanglah, orang lain itu dari sisi
positifnya saja dan menerima sisi negatifnya sebagai pelajaran bagi kita.
Belajarlah dari seekor
burung Garuda. Ia mengajarkan anaknya untuk terbang dari tempat yang tinggi dan
menjatuhkannya. Lalu jatuh, diangkat lagi dan seterusnya sampai ia bisa terbang
sendiri. Hati Garuda juga bersih, tidak mendendam. Ia kalau waktunya bermain
“cakar-cakaran”. Tapi, kalau di luar itu ia akur, damai kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar