“Saat ini aku makin pesimis terhadap pendidikan dinegri ini, termasuk Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasyim (UIN Suska) Riau. Pendidikan tak ubah seperti lahan bisnis. Universitas bangga mengeluarkan alumni sebanyak-banyaknya, tanpa peduli dengan kualitas mereka. Kita boleh berbangga dengan mahasiswa yang banyak, kita juga boleh bangga dengan mengeluarkan ribuan sarjana muda. Tapi, seharusnya pihak Universitas mempertanyakan. Sudah sejauh mana sarjana-sarjana muda kita bisa diterima didunia kerja dan membuat lapangan pekerjaan.Atau berapa ribu orang sarjana UIN Suska yang menjadi pengangguran terdidik.”
foto :saanisme |
Maju dan berkualitasnya
pendidikan tak terlepas dari Fasilitas dan Sumber Daya Manusia yang mengelola
pendidikan tersebut. Pada tahun 2005 silam, kampus IAIN Susqa beralih setatus
menjadi UIN Suska Riau, hasil jerih payah pak Amir Luthfi Rektor masa itu ahirnya
berbuah manis. Yang dulunya Kampus kita didominasi oleh jurusan agama,
lama-kelamaan mengikuti permintaan dunia pendidikan.
Berbagai jurusan umum muncul di
UIN Suska. Katanya, ada nilai lebih bagi mahasiswa yang kuliah di UIN Suska.
Matakuliah disana menyatukan antara agama dan teori. Tak seperti Universitas
lain yang bersifat Sakularisme.
Mungkin inilah nilai plus bagi
mahasiswa yang kuliah di UIN Suska. Namun pada saat sekarang, untuk turun
kedunia kerja tak cukup dengan teori. Tapi yang lebih dibutuhkan Skill apa yang kita miliki. Seiring
waktu berjalan,tepat pada tahun 2008 kampus induk UIN Suska (Sukajadi)
dipindahkan kePanam.
Semenjak itu, perkembangan
infrastruktur kampus UIN Suska berkembang cukup cepat. Bangunan ala timur
tengah berdiri dengan megah, diatas lahan gambut seluas seluas 74,50 Ha.
###
Bagi para pengunjung yang baru berkunjung ke UIN Suska, sekilas kampus ini tampak megah. Bangunan ala timur tengah terlihat berdiri kokoh. Setiap bangunan terlihat nampak berkubah. Sangat membanggakan dan menakjubkan seolah-olah setiap bangunan adalah mesjid. Mahasiswi dan kaum wanita terlihat berjilbab.Kesan islam dan madani terlihat jelas, bila ditengok sepintas. Inilah gambaran fisik kampus UIN Suska yang dibangga-bangakan.
PROF Dr H M Nazir, Rektot UIN Suska sudah dua periode
memimpin kampus ini. Sebagai Rektor tentu banyak keinginan yang di impikan oleh
beliau sebagai pimpinan tertinggi di Universitas ini. Keinginan yang diimpikan
ini mungkin mereka sebut dengan Visi dan Misi UIN Suska.
Kerjasama dengan pemimpin belahan dunia sudah banyak
dilakukan oleh Rektor. Mulai dari kawasan Asean, timur terngah, bahkan benua eropa.
Diacara Wisuda baru- baru ini pak Rektor mengatakan dalam pidatonya. “ Tahun
depan UIN Suska akan melakukan Wisuda empat kali dalam setahun,”.
Mungkin ini kabar mengembirakan atau menyedihkan.
Gembira
karena peluang untuk di Drop Out (DO)
bagi mahasiswa makin kecil. Sedih, karena kuantitas sarjana lebih
diutamakan dari kualitas. Tahun 2013 ini katanya kampus UIN menerima sekitar
7000 mahasiswa baru. Namun sayangnya, penambahan mahasiswa baru tidak dibarengi
dengan penambahan infrastruktur dan fasilitas yang memadai.
Satu hal yang yang paling digaung-gaungkan oleh Rektor dari
dulu hingga sekarng adalah menjadikan kampus UIN sebagai kampus islam madani dan WORlD
CLASS UNIVERSITY.
Cita-cita dan keinginan Rektor ini adalah mimpi besar yang
sangat luar biasa. Sebagai mahasiswa saya sangat mendukung apa yang diinginkan
oleh pihak Universitas. Tapi ada satu hal yang harus digaris bawahi, keinginan
besar perlu usaha besar dan waktu yang memadai.
Untuk mencapai kampus
islam madani dan WORlD CLASS UNIVERSITY
tentu perlu fasilitas yang memenuhi standar. Perlu biaya yang lumayan besar.
Tapi cobalah kita buka mata kita, coba kita lihat fasilitas yang ada di kampus
tercinta ini.Memang betul pak..! di bawah langit tuhan tak ada yang tak mungkin,
jika kita mau berusaha. Tugas kita manusia hanya berusaha, berhasil atau tidak
itu keputusan akhir yang pasti kita terima.
Setidak-tidaknya bapak punya keinginan besar dan harapan
besar terhadap kampus ini. Sejarah pasti akan mencatat peristiwa ini, karena
bapak saat ini salah satu Aktor sejarah yang cukup penting dikampus kita ini.
Namun keinginan dan mimpi bapak selama ini agaknya terusik oleh
aksi mahasiswa Fakultas tarbiyah. Ini salah satu bukti UIN Suska masih jauh dari impian Rektor selama ini. Sampai-sampai aku meragukan UIN Suska bisa menjadi
kampus islam madani dan WORlD CLASS UNIVERSITY.
Tepat pada hari senin kemaren tanggal 23 Desember 2013
ribuan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan melakukan unjuk rasa kepihak
Rektorat. Mereka menuntut pihak Rektorat untuk memperbaiki dan menambah Fasilitas
yang ada di Fakultas mereka . Bahkan yang sangat menyedihkan, fasilitas yang
sangat krusial pun sudah
memprihatinkan di fakultas mereka.Kursi dan meja misalnya, diantara mahasiswa
yang melakukan aksi tersebut ada yang mengatakan.
“ Pak kursi dikelas kami sangat tak layak pakai, terkadang
jika dosen mengajar di kelas tak jarang dosen berdiri karena tak ada kursi atau
meja yang layak. Bukan hanya itu pak!, . Selama ini kami jurusan kimia jika
selesai praktek, biasanya kami membuang limbah sisa praktek dialam terbuka,”
ujar salah seorang mahasiswa jurusan kimia yang ikut aksi saat itu, ketika
melakukan audiensi dengan Wakil Rektor (WR) III.
Wakil Dekan (WD) III Fakultas Tarbiyah dan keguruan
Kusnadi membenarkan hal tersebut. Ia
mengatakan, Kursi di Fakultas Tarbiyah itu kurang layak dan kurang dari segi
jumlah.
“ Kadang mahasiswa tu, kalau masuk cari kursi dilokal lain
pindahkan kelokal mereka. Nanti mahasiswa lokal lain cari kursi dilokal lain
lagi, lalu pidahkan,” ujar Kusnadi.
Ini hal yang sangat memprihatinkan dan menjadi permasalahan
pokok yang harus diselesaikan. Universitas yang katanya kampus
islam madani dan WORlD CLASS UNIVERSITY.
Masak tak punya kursi layak dan labor kimia yang memiliki standar yang telah di
tentukan. Bukan hanya itu, karena tak memiliki Labor yang layak Jurusan
pendidikan kimia miliki akreditasi C, katanya terancam akan ditutp.
Pada hal Wisuda UIN
Suska yang ke 48 baru-baru ini, mahasiswa pemuncaknya berasal dari jurusan
pendidikan kimia, Novita Sari, namaya. Jika akreditasi ini masih bertahan
mahasiswa lulusan pendidkan kimia UIN Suska Riau meskipun punya nilai tinggi
bahkan pemuncak sekalipun. Jika bersaing tidak terlalu diperhitungkan.
Sangat menyedihkan memang, mimpi Rektor selama ini untuk
menjadi kampus islam madani dan WORlD CLASS UNIVERSITY, Sedikit banyaknya akan 'terusik'. Semoga permasalahan
ini bisa menjadi PR bagi pihak Rektorat, dan berbenah untuk mencapai kampus islam madani dan WORD CLASS UNIVERSITY.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar