Minggu, 27 Oktober 2013

sejenak bersama Ulil


           
Tepat pada hari minggu siang tanggal 20 oktober 2013,  aku mendapatkan kabar  bahwa Ulil Abshar Abdalla datang ke UIN Suska Riau. Sebelumnya, saya tidak mengenal sosok Ulil. Memang  nama “Ulil” sering saya dengar bahkan ,tak asing bagi telinga saya. Dulu saya pikir Ulil merupakan nama selebriti. 

“Ulil datang datang...Ulil datang, ke UIN “  hampir hal senada saya dengar dari orang yang saya  temui sore itu di sekitar Pusat Kegiatan Mahasiswa (UIN) Suska Riau. Mendengar nama Ulil sering di sebut oleh banyak orang, tentu sebagai Aktifis Pers saya memiliki rasa ingin tahu sekaligus saya ingin meliput kedatangannya.


Setelah saya tanya dengan banyak orang. Rata- rata orang  yang saya tanyai tersebut mengatakan, bahwa Ulil seorang tokoh Jaringan Islam Libral ( JIL). Mendengar jawaban tersebut, saya sangat tertarik. Karena selama ini saya merupakan orang yang suka berdiskusi masalah sosial, politik ,filsafat dan agama tentunya. Meskipun kadang-kadang diskusi yang saya lakukan banyak yang meleset.
Segera saya ambil tas saya lengkap dengan peralatan tulis. Tas itu saya sandang di belakang punggung saya. Sedangkan peralatan tulis, buku saku dan pena, saya masukkan ke saku . Tujuannya biar  mudah aja.  Dengan menggunakan sandal cepit berwarna coklat saya menuju muka PKM. Sesampainya disana, saya segera mencari ketua panitia.  Setelah itu, saya diarahkan ke bustomi. Dia adalah ketua pelaksana untuk seminar internasional yang menghadirkan Ulil.

Setelah menemui bustomi. Saya langsun g bertanya, “Apakah Ulil jadi datang..?”. “ Masih dalam perjalanan,” jawab Bustomi. Mendengar jawaban tersebut, aku terus menunggu Ulil. Sesekali aku mondar –mandir depan PKM, bahkan kadang keluar keluar masuk PKM.  Selang beberapa saat kemudian, seminar nasional pun di mulai. Akupun masuk ke PKM dan duduk di belakang. Beberapa saat kemudian panitia seminar memberikan senek . Akupun menikmati senek pemberian panitia tersebut. Kebetulan tadi siang aku belum makan.

 Sambil mendengarkan seminar aku pun menikmati senek tersebut. Baru habis satru gorengan Anel salah seorang anggota BEM memegang pundak ku dari belakang. Ia memberitahuku bahwa di luar ada konfrenbsi pers. Mendengar hal itu, akupun keluar dari PKM dengan berlari kecil. Sesampai di sana  aku melihat dari jauh kerumunan orang. Disana aku lihat ada dekan ushuluddin salma  yenni yelli dan  beberapa orang peria berpakaina rapi yang tak kukenal.

Ketika mendekati kerumunan tersebut akau bertanya  kepada mahasiswa yang ada disana ,Ulil yang mana?. Salah seorang mahasiswa menunjukkan tangan kanan nya kerah pria yang agak sumbing tersebut . ‘’Oo..ternyata ini Ulil” gumamku dalam hati.
Karena dianggap sebagai tokoh JIL, banyak orang yang datang keseminar tersebut. Entah itu datang untuk berdiskusi atau datang untuk menghujat dan mengusir Ulil, karena sebagian orang menganggap dia berbahaya .

Karena banyak pihak yang Kontra dengan kedatangan Ulil. Ahirnya, pihak panitia membatalkan Ulil untuk menjadi pembicara pada seminar tersebut.

Atas penolakan dan pembatalan tersebut pihak panitia dan Ulil melakukan konfrensi pers di Islamic Centre UIN Suska Riau.
Berikut wawan cara saya bersama Ulil

Apakah anda tahu mengapa orang banyak menolak kedatangan anda dalam seminar Internasional ini ?

Saya tidak tahu mengapa mereka menolak. Tapi saya bisa memaklumi penjelasan dari dekan Ushuluddin yaitu Salma yeni yelli. Banyak pihak yang tidak suka dengan kedatangan saya. Mereka tidak tahu hal apa yang saya sampaikan dan apa yang ingin saya katakan , mereka sudah ada aprereori. Saya mengangggap ini perkembanagan yang tidak baik. Seharusnya kampus mimbar kebebasan berpikir dan diskusi.  Ini adalah perkembangan yang tak sehat dari perkembangan akademik, demokrasi , pertukaran pemikiran. Seharusnya bisa di lakukan dengan damai dimasyarakat akademis. Saya sendiri terus terang sedih melihat perkembangan ini, mestinya hal ini tak terjadi di era reformasi. Kalau di era Orde baru mungkin bisa di pahami. Saya berharap hal seperti ini secara pelan pelan akan bisa berubah.

Sebelumnya apakah pernah di tolak di tempat lain, ketika menjadi pembicara.?
Saya pernah mengalami hal serupa di bali, Surabaya. Tapi katika saya menyampaikan pemikiran saya di mananpun, tak ada masalah.

Selama ini anda sering dianggap “Kontroversi” .sebetulnya apa yang beda dari pemikiran bapak..?
Tidak ada hal secara mendasar yang berbeda. Ini kan pemikiran yang telah di kembangkan oleh tokoh islam sebelumnya. Seperti cak nur, Gusdur. Saya belajar dari mereka.


Apakah betul menurut pemikiran bapak, semua agama itu sama ?
Kamu dari media mana ( tanya Ulil). (“Dari media kampus pak” jawab saya).
Sebetulnya gini, itu masalah yang krusial. Untuk menjawab ini saya harus buka dalam forum diskusi dan waktu yang cukup. Agar tidak terjadi kesalah pahaman.


Setelah menjawab itu, Ulil pun berlalu menuju kearah mobil. Sebetulnya saya ingin bertanya lebih jauh tentang pendapat Ulil dan pemahaman nya yang dianggap kontroversi. Tapi karena keadaan yang tak memungkinkan. Hanya beberapa pertanyaan yang dapat saya ajukan. Lagi pula, saat itu saya tak ada persiapan. Karena waktu nya cukup mepet.
Namun pada malam harinya, ketika saya dan kawan- kawan lain mengecek berita online. Ternyata berita pencekalan Ulil ke UIN tersebut di rilik oleh banyak media nasional. Rata-rata media tersebut, mengutip kekecewaan Ulil terhadap pencekalannya di UIN Riau.
Dalam hal ini, saya ingin menekankan. Terlepas benar atau salah pemahaman Ulil. Media seolah –olah simpati pada Ulil, hal ini di sebabkan
1.      Ulil datang ke  UIN bukan atas  keinginan pribadi, tentu di sebabkan  undang dari pihak panitia. Berarti posisinya pada saat itu sebagai tamu
2.      Pihak yang menentang  kedatangan Ulil tidak memberikan keterangan atau alasan penolakan tersebut ke media.  
3.      Pengakuan dari ketua panitia,” Pihak yang menolak tersebut, menolak secara tak seportif. Karena banyak berbentuk teror dan ancaman keamanan. Baik berupa sms maupun lainnya”.
4.      Seolah –olah kita pihak kampus menutup diri. Ulil datang ke UIN hanya  untuk memberikan ceramah dan diskusi. Mana tahu, jika memang Ulil dianggap menyimpang, dengan diskusi tersebut bisa mengetuk hatinya.


5.      Rata-rata pihak yang menolak kedatangan Ulil, mengetahui Ulil sebagai JIL atau pemikiran yang dianggap sesat,dari pihak ketiga atau media.
Seharusnya akan lebih baik jika kita mendengar keterangan dari Ulil secara langsung. Supaya tak terjadi fitnah.Sadar atau tidak hal seperti ini akan menguntungkan Ulil...






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar