Senin, 23 Desember 2013

Mimpi Rektor yang " terusik"



Saat ini aku makin pesimis terhadap pendidikan dinegri ini, termasuk Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasyim (UIN Suska) Riau. Pendidikan tak ubah seperti lahan bisnis. Universitas bangga mengeluarkan alumni sebanyak-banyaknya, tanpa peduli dengan kualitas mereka. Kita boleh berbangga dengan mahasiswa yang banyak, kita juga boleh bangga dengan mengeluarkan ribuan sarjana muda. Tapi, seharusnya pihak Universitas mempertanyakan. Sudah sejauh mana sarjana-sarjana muda kita bisa diterima didunia kerja dan membuat lapangan pekerjaan.Atau berapa ribu orang sarjana UIN Suska yang menjadi pengangguran terdidik.”

foto :saanisme


Maju dan berkualitasnya pendidikan tak terlepas dari Fasilitas dan Sumber Daya Manusia yang mengelola pendidikan tersebut. Pada tahun 2005 silam, kampus IAIN Susqa beralih setatus menjadi UIN Suska Riau, hasil jerih payah pak Amir Luthfi Rektor masa itu ahirnya berbuah manis. Yang dulunya Kampus kita didominasi oleh jurusan agama, lama-kelamaan mengikuti permintaan dunia pendidikan. 

Berbagai jurusan umum muncul di UIN Suska. Katanya, ada nilai lebih bagi mahasiswa yang kuliah di UIN Suska. Matakuliah disana menyatukan antara agama dan teori. Tak seperti Universitas lain yang bersifat Sakularisme.

Mungkin inilah nilai plus bagi mahasiswa yang kuliah di UIN Suska. Namun pada saat sekarang, untuk turun kedunia kerja tak cukup dengan teori. Tapi yang lebih dibutuhkan Skill apa yang kita miliki. Seiring waktu berjalan,tepat pada tahun 2008 kampus induk UIN Suska (Sukajadi) dipindahkan kePanam.

Semenjak itu, perkembangan infrastruktur kampus UIN Suska berkembang cukup cepat. Bangunan ala timur tengah berdiri dengan megah, diatas lahan gambut seluas seluas 74,50 Ha.

###


Bagi para pengunjung yang baru berkunjung ke UIN Suska, sekilas kampus ini tampak megah. Bangunan ala timur tengah terlihat berdiri kokoh. Setiap bangunan terlihat nampak berkubah. Sangat membanggakan dan menakjubkan seolah-olah setiap bangunan adalah mesjid. Mahasiswi dan kaum wanita terlihat berjilbab.Kesan islam dan madani terlihat jelas, bila ditengok sepintas. Inilah gambaran fisik kampus UIN Suska yang dibangga-bangakan. 

PROF Dr H M Nazir, Rektot UIN Suska sudah dua periode memimpin kampus ini. Sebagai Rektor tentu banyak keinginan yang di impikan oleh beliau sebagai pimpinan tertinggi di Universitas ini. Keinginan yang diimpikan ini mungkin mereka sebut dengan Visi dan Misi UIN Suska.


Kerjasama dengan pemimpin belahan dunia sudah banyak dilakukan oleh Rektor. Mulai dari kawasan Asean, timur terngah, bahkan benua eropa. Diacara Wisuda baru- baru ini pak Rektor mengatakan dalam pidatonya. “ Tahun depan UIN Suska akan melakukan Wisuda empat kali dalam setahun,”.
Mungkin ini kabar mengembirakan atau menyedihkan.

 Gembira karena peluang untuk di Drop Out (DO)  bagi mahasiswa makin kecil. Sedih, karena kuantitas sarjana lebih diutamakan dari kualitas. Tahun 2013 ini katanya kampus UIN menerima sekitar 7000 mahasiswa baru. Namun sayangnya, penambahan mahasiswa baru tidak dibarengi dengan penambahan infrastruktur dan fasilitas yang memadai.

Satu hal yang yang paling digaung-gaungkan oleh Rektor dari dulu hingga sekarng adalah menjadikan kampus UIN sebagai kampus islam madani dan WORlD CLASS UNIVERSITY.
Cita-cita dan keinginan Rektor ini adalah mimpi besar yang sangat luar biasa. Sebagai mahasiswa saya sangat mendukung apa yang diinginkan oleh pihak Universitas. Tapi ada satu hal yang harus digaris bawahi, keinginan besar perlu usaha besar dan waktu yang memadai.

Untuk mencapai kampus islam madani dan WORlD CLASS UNIVERSITY tentu perlu fasilitas yang memenuhi standar. Perlu biaya yang lumayan besar. Tapi cobalah kita buka mata kita, coba kita lihat fasilitas yang ada di kampus tercinta ini.Memang betul pak..! di bawah langit tuhan tak ada yang tak mungkin, jika kita mau berusaha. Tugas kita manusia hanya berusaha, berhasil atau tidak itu keputusan akhir yang pasti kita terima.

Setidak-tidaknya bapak punya keinginan besar dan harapan besar terhadap kampus ini. Sejarah pasti akan mencatat peristiwa ini, karena bapak saat ini salah satu Aktor sejarah yang cukup penting dikampus kita ini. 

Namun keinginan dan mimpi bapak selama ini agaknya terusik oleh aksi mahasiswa Fakultas tarbiyah. Ini salah satu bukti UIN Suska masih jauh dari impian Rektor selama ini. Sampai-sampai aku meragukan UIN Suska bisa menjadi kampus islam madani dan WORlD CLASS UNIVERSITY.

Tepat pada hari senin kemaren tanggal 23 Desember 2013 ribuan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan melakukan unjuk rasa kepihak Rektorat. Mereka menuntut pihak Rektorat untuk memperbaiki dan menambah Fasilitas yang ada di Fakultas mereka . Bahkan yang sangat menyedihkan, fasilitas yang sangat krusial pun sudah memprihatinkan di fakultas mereka.Kursi dan meja misalnya, diantara mahasiswa yang melakukan aksi tersebut ada yang mengatakan.

“ Pak kursi dikelas kami sangat tak layak pakai, terkadang jika dosen mengajar di kelas tak jarang dosen berdiri karena tak ada kursi atau meja yang layak. Bukan hanya itu pak!, . Selama ini kami jurusan kimia jika selesai praktek, biasanya kami membuang limbah sisa praktek dialam terbuka,” ujar salah seorang mahasiswa jurusan kimia yang ikut aksi saat itu, ketika melakukan audiensi dengan Wakil Rektor (WR) III.

Wakil Dekan (WD) III Fakultas Tarbiyah dan keguruan Kusnadi  membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, Kursi di Fakultas Tarbiyah itu kurang layak dan kurang dari segi jumlah.
“ Kadang mahasiswa tu, kalau masuk cari kursi dilokal lain pindahkan kelokal mereka. Nanti mahasiswa lokal lain cari kursi dilokal lain lagi, lalu pidahkan,” ujar Kusnadi.

Ini hal yang sangat memprihatinkan dan menjadi permasalahan pokok yang harus diselesaikan. Universitas yang katanya  kampus islam madani dan WORlD CLASS UNIVERSITY. Masak tak punya kursi layak dan labor kimia yang memiliki standar yang telah di tentukan. Bukan hanya itu, karena tak memiliki Labor yang layak Jurusan pendidikan kimia miliki akreditasi C, katanya terancam akan ditutp.
 Pada hal Wisuda UIN Suska yang ke 48 baru-baru ini, mahasiswa pemuncaknya berasal dari jurusan pendidikan kimia, Novita Sari, namaya. Jika akreditasi ini masih bertahan mahasiswa lulusan pendidkan kimia UIN Suska Riau meskipun punya nilai tinggi bahkan pemuncak sekalipun. Jika bersaing tidak terlalu diperhitungkan.

Sangat menyedihkan memang, mimpi Rektor selama ini untuk menjadi kampus islam madani dan WORlD CLASS UNIVERSITY,  Sedikit banyaknya akan 'terusik'. Semoga permasalahan ini bisa menjadi PR bagi pihak Rektorat, dan berbenah untuk mencapai kampus islam madani dan WORD CLASS UNIVERSITY.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar