Minggu, 27 Oktober 2013

Filosofi “sambal belacan” dalam kehidupan sosial bermasyarakat.



Kata “Belacan” bukanlah hal yang baru bagi masyarakat Melayu. Belacan merupakan kata yang cukup familiar di tanah melayu ini, khusunya Riau dan Kepri. Mungkin , sejarah tidak pernah menulis siapa orang yang pertama menggunakan kata ini.


 Belacan dalam bahasa persatuan Negara indonesia  di kenal dengan nama “terasi” Di Malaysia, juga diberi nama "belacan" dan di Thailand disebut "kapi". Di indonesia, terasi sering dikaitkan dengan sejarah berdirinya kota cirebon (yang berarti air (udang) rebon dalam bahasa sunda).
.Tapi yang jelas  belacan bisa di campur dengan berbagai masakan selain bisa di jadiakan  sambal.Ada hal  yang menarik jika belacan itu di jadikan sambal.

Mungkin ada  “pro kontra” bila di lihat dari rasa. Ada yang menganggap enak dan ada yang mengangagap kurang enak. Dibalik itu semua, Sambal belacan bila di lihat dari rasa dan komposisi. Mempunyai nilai sosial yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Dan inilah filosofi sambal belacan menurut renungan penulis.

Pertama, di lihat dari segi rasa.
Mungkin, tak sedikit orang jika pada saat mereka makan, sambal belacan adalah “menu wajib” yang tak bisa di tinggalkan. Seolah olah tampa sambal belacan mereka tidak bisa makan dengan sempurna. Mungkin hal ini pernah pembaca jumpai. Apakah itu orangtua kita, saudara,bahkan mungkin teman dekat kita..?

Namun banyak juga , orang yang tidak menyukai sambal belacan. Dengan berbagai alasan mereka menganggap sambal belacan makanan yang tidak enak. Mungkin sebaliknya, jika mereka di suruh untuk makan nasi dengan  sambal belacan mereka  tak bisa makan dengan enak dan lahap. Bahkan mungkin ada yang menolak sambal belacan secara mentah. Bisa jadi mereka menolak sambal belacan karena tak sesuai dengan selera mereka atau mungkin karena gengsi . Sebab sambal belacan makanan orang kampung, yang murah meriah.

Arti nya dalam kehidupan sosial apa..?

 Dalam hidup ini. Siapapun kita entah itu president, gubernur, dan masyarakat sekalipun. Akan mengalami nasib yang sama dengan sambal belacan diatas. Mungkin, banyak orang yang menyayangi kita, mencintai kita,memerlukan tenaga dan pikiran kita, dan memuji kita. Tak sedikit orang yang ada di sekitar kita,  hidup nya tak bisa sempurna tampa kita. Mungkin seorang pedagang, dia memerlukan pelanggan untuk memebeli dagangannya. Begitu juga, Seorang mahasiswa memerlukan seorang  dosen ,dan sebagainya

Mungkin diantara pembaca adalah orang yang tenaganya, pikirannya sangat di butuhkan masyarakat. Tanpa saudara masyarakat bagaikan kapal di lautan luas, yang tidak ada nakhodanya.  Mereka terombang ambing dan dihempas gelombang dan ombak besar. Namun ketika saudara ada mereka bisa ke pulau seberang dengan selamat. Mungkin hari ini ,kita sebagai seorang anak, tanpa kehadiran kita sebagai anak orang tua kita mungkin tidak sebahagia saat ini. 

Namun, tak sedikit pula di saat yang sama . Orang-orang yang ada di sekitar kita yang membenci kita. Yang tak mengharapakan kehadiran kita. Kehadiran kita mungkin bagaikan musuh bagi mereka yang bisa membunuh mereka kapan saja. Mungkin di tengah tengah masyarakat ,pembaca bisa merasakan. Kadangkala, kehadiran dan kedatangan kita. Membuat masyarakat cemas. Takut jangan-jangan jemurannya hilang. Atau takut jangan jangan kehadiran kita membawa petaka dan memperkeruh keadaan sosial masyarakat.  


 (Kembali kesambal belacan) .Ada satu hal yang unik dari sambal belacan. Meskipun dari dulu hingga sekarang ada yang menyukainyan dan sedikit pula yang memebencinya. Makanan ini terus ada, makanan ini tetap di warisis dari generasi kegenerasi. Ia tak pernah lekang dari zaman .
Seharusnya kita malu dengan sambal belacan. Kadangkala ketika orang membenci kita , kita pun ikut membenci orang itu. Tapi tidak dengan sambal belacan . Dia di buat bukan untuk membenci orang. Tapi untuk di makan  daan diambil manfaatnya oleh orang lain. Tapi bagaimana dengan kita tuhan ciptakan kita. Juga bukan untuk membenci orang lain, tapi untuk beribadah. Makanya kata nabi “khairunnasi anfahum linnas” sebaik baiknya manusia yang bermanfaat untuk orang lain.


Kedua, Sambal belacan tak pernah malu, apalagi minder  selalu optimis

 Ketika aku berkunjung kerumah salah seorang teman. kebetulan saat itu jam makan siang. Karna sudah waktunya untuk makan siang. Teman ku  menawarkan untuk makan terlebih dahulu. “Sebelum mengobrol lebih jauh, lebih baik makan dulu “ , kata teman ku .


Sebagai tamu yang baik tentu aku ikut makan bersama keluarganya.  Setelah sampai di meja makan aku di persilahkan duduk . Ku lihat makanan sudah tersaji di atas meja makan, dengan berbagai menu. Entah mengapa..? Mataku tertuju pada satu menu, yang sangat kontras bila di lihat sepintas. Menu itu tentu “sambal belacan” sesuai dengan tema yang kita bahas.

 Tapi ada satu hal yang membuat aku berpikir keras saat itu. Meskipun lauk pauk yang tersaji sudah “cukup mewah” dan “wah”. Sambal belacan tetap ada sebagai menu pokok keluarga ini. Hal ini aku ketahui ,karna setiap kali makan di rumah teman ku ini sambal belacan tetap ada. Yang aku pikirkan bukan mengapa atau  sebabnya ada menu sambal belacan. Tapi yang aku pikirkan adalah  di tengah-tengah menu lezat lainnya. Yang mempunyai nilai gizi tinggi dan rasa yang enak . Kok sambal belacan sanggup diam dan berada di situ( diatas meja makan)..? . Pada hal bila di lihat dari nilai gizi dan harga tidaklah seberapa, jika di bandingkan dengan menu lainnya. 

Ada hal yang menarik dari sambal belacan ini bila di lihat dari sajiannya. Meskipun di sajikan  satu meja dengan Rendang, Ayam goreng, dan berbagai jenis makanan lainnya. Ia tak pernah berkecil hati. Bahkan , meskipun berasal dari terasi yang di jadikan sambal. Itu hanyalah bahan mentah dan asalnya. Namun sebagai sambal tugasnya hanya memberikan rasa rasa khas belacannya.

Artinya apa....?

Mungkin diantara pembaca semua. Bisa jadi hari ini, anda berada di lingkungan orang-orang hebat, orang kaya, orang pintar. Namun bukan berarti kita harus menjauh dari mereka . Apalagi harus  minder..!! 

Sambal belacan saja. Yang di buat oleh manusia tak pernah minder dengan rendang , ayam goreng dan makanan lezat lainnya. Seharusnya, kita sebagai mahluk ciptaan tuhan. Yang jauh lebih terhormat dari sambal belacan. Harus mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Dan selalu optimis di setiap saat.
Secara sugesti, Optimis lahir dari sikap yang tenang hanya bergantung pada Allah Ta’ala. Semua kesulitan ia sikapi dengan sikap yang jelas.

‘’ sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (QS Al Insyirah 94:5-6).’’

Orang menjadi kuat, pada dasarnya karena mentalnya kuat. Orang menjadi lemah, karena mentalnya lemah. Begitu juga, orang sukses, karena ia memiliki keinginan untuk sukses. Dan orang yang gagal, karena ia berbuat gagal. Dalam hal ini, ada keterangan yang menyebutkan bahwa: “Orang yang kuat lebih disukai dan lebih baik dari orang yang lemah.” 

Sehingga untuk menjadikan pribadi pantang menyerah dan tangguh ini, maka dalam diri kita harus tertanam sikap optimis, berpikir positif, dan percaya diri.Setidak-tidaknya ada beberapa sifat positif yang di ajarkan sambal belacan kepada kita. Pertama berpikir positif pada sang pencipta, diri sendiri, dan oranfg lain.


A.Berpikir Positif Kepada Sang Pencipta
Setiap kejadian, peristiwa dan fenomena kehidupan ini pasti ada sebab musababnya. Meskipun hanya sebuah sambal, yang berasal dari belacan. Dia tak pernah mengeluh. Apalagi protes kepada pembuatnya. Dia tahu dan sadar untuk apa dia di ciptakan.

 Artinya segala kejadian di dunia ini telah Allah atur dengan secermat-cermatnya. Tinggal bagaimana kita menyikapi setiap kejadian itu melalui akal dan pikiran yang dilandasi dengan ilmu-ilmu Allah.
Jadi, tugas kita, hanya berpikir dan membaca. Ada apa dibalik semua itu? Lalu, kita mengambil pelajaran dari setiap kejadian tersebut dan selanjutnya mengamalkan yang baiknya dalam perilaku keseharian.

Berpikir Positif Terhadap Diri Sendiri
Setiap manusia, dilahirkan sebagai pribadi yang unik. Karena bagaimanapun wajah dan sifat kita mirip dengan orang lain. Begitu juga dengan sambal belacan, ia adalah menu unik yang tidak sama dengan makanana lainnya. Tapi, yang jelas ada saja perbedaan, Sifat dan pribadi unik itu, harus kita jaga. Itu adalah potensi positif, modal dasar untuk mencapai keleluasaan langkah kita dalam menjalani kehidupan ini. Bagaimana orang lain akan menjunjung kita, kalau diri kita sendiri meremehkan dan tidak ‘mengangkatnya’.

Selain itu, kita juga harus yakin bahwa kita dilahirkan ke dunia ini sebagai sang juara, the best. Fakta membuktikan, dari berjuta-juta sel sperma yang disemprotkan Bapak kita, tetapi ternyata yang mampu menembus dinding telur Ibu kita dan dibuahi, hanya satu. Itulah kita, “sang juara”. Hal ini, kalau kita sadari akan menjadi sebuah motivasi luar biasa dalam menjalani hidup ini.


Berpikir Positif Pada Orang Lain
Orang lain itu, manusia biasa sama dengan kita. Dia mempunyai kesalahan dan kekhilafan. Yang tentu hati nuraninya tidak menghendakinya. Pandanglah, orang lain itu dari sisi positifnya saja dan menerima sisi negatifnya sebagai pelajaran bagi kita.

Belajarlah dari seekor burung Garuda. Ia mengajarkan anaknya untuk terbang dari tempat yang tinggi dan menjatuhkannya. Lalu jatuh, diangkat lagi dan seterusnya sampai ia bisa terbang sendiri. Hati Garuda juga bersih, tidak mendendam. Ia kalau waktunya bermain “cakar-cakaran”. Tapi, kalau di luar itu ia akur, damai kembali.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar