Jumat, 01 November 2013

Negara kubah

Bangunan di negri kubah




 Negara Kubah, Sebut saja begitu. Secara teritorial negara tersebut memang tidak terlalu luas, hanya mempunyai luas wilayah beberapa kilo meter persegi(KM)2. Tapi jika di tengok di peta dunia,  kemungkinana besar tak ditemukan. Bukan berarti dia belum merdeka atau bukan berarti negara tersebut tak diakui kedaulatannya oleh dunia.


 Secara geografis “ imajiner” negara kubah terletak 10 derajat lintang selatan -14 derajat lintang selatan dan 18 derajat bujur barat hingga 19 derajat bujur timur.


Kata banyak orang, Negara kubah bernaung di bawah kedaulatan ‘NKRI’, karena pada masa lalu, negara kubah pernah di jajah beberapa tahun oleh  ‘NKRI’.

 Ada satu yang aneh dari pemimpin dan pejabat yang ada di sana.Mereka  sering mengklaim bahwa mereka adalah negara Madani yang kental dengan islam. Satu lagi mereka menyebut mereka kaum akademis.  Yang hanya berkutak pada sebuah teori, namun enggan untuk turun kemasyarakat. 

Tentunya, masyarakat yang tinggal di negara kubah sangat bangga dengan hal tersebut.Aktifitas masyarakat dinegri tersebut hanya ada di siang hari. Jika malam, seluruh warga negara dan pemimpinnya pindah kenegara ‘NKRI’. Jadi secara otomatis status kewarganegaraannya berpindah.

 Jika di lihat dari sistem pemerintahan Negara kubah bukan dipimpin oleh seorang Perdana Menteri, bukan juga oleh seorang President, dan bukan juga di pimpin oleh seorang Ratu atau Raja. Sulit untuk di jelaskan, sebutan untuk nama pemimpinnya. Tapi yang jelas mereka bukanlah Gerombolan, seperti bajak Laut, yang tak ada pemimpin.

Dari segi meliter, mungkin negara ini tak punya persenjataan canggih dan lengkap. Jangankan BOM atau Tank, laras pendek atau panjang saja mereka tak punya. Pasukan meliternya tak digaji, seperti dinegara yang ada di dunia nyata sana . Mereka bekerja secara sukarela. 

Untuk perekrutan menjadi meliter diambil dari masyarakat Sivil yang bersedia. Tapi aneh di negara kubah belum pernah terjadi kontak senjata yang melibatkan pasukan meliter. Di negara kubah hanya tersedia satu kantor meliter, letaknya berada di tengah negara tersebut. Tapi cukup jauh dari markas pemimpinnya.

Selain dari segi meliter, negara kubah juga punya mentri kesehatan. Tapi lagi-lagi agak aneh, mentrinya berasal dari Rakyat celata yang bersedia hidup tak di gaji. Mentri kesehatan dan jajarannya terpisah dari susunan kabinet, negri kubah juga memiliki segudang mentri seperti di negara ‘NKRI’ . Ada mentri semak belukar (Melayu). Mungkin kalau dinegri sebelah nama nya mentri kehutanan


Selain itu, negri Kubah juga memiliki beberapa Media. Setidaknya ada tiga media besar, media tersebut diantarnya ada Surat kabar Ide , Kubah TV, dan Radio cuka.

Kata orang, diantara ketiga media tersebut Surat Kabar Ide merupakan media yang tertua di Negara kubah dan masih tetap bertahan hingga sekarang. Selain di kenal dengan surat kabar tertua, Surat Kabar Ide juga di kenal dengan media yang kritis. Kadangkala karena kritisnya Surat Kabar Ide, petinggi-petinggi yang ada di negara kubah sering kegerahan dengan beritanya. 

Akibatnya, tak jarang Surat Kabar Ide mendapat tekanan. Mereka sering diancam akan di keluarkan dari negara Kubah dan di cabut status kewarga- negaraannya. Namun, Surat Kabar ide tak pernah bosan mempublikasikan berita mengenai negara kubah secara kritis.

Menurut cerita dari generasi ke generasi. Dulu Surat Kabar Ide  sangat kritis, tapi sekarang tetap kritis. Di surat kabar Ide juga punya keanehan. Jurnalis yang bekerja disana juga tak di gaji, mereka bekerja secara sukarela.Akibatnya, tentu hanya sebagian masyarakat Di Negara kubah yang bersedia bergabung di Surat Kabar Ide. 

Selain Media cetak ada juga Kubah TV. Al kisah menurut cerita dari mulut kemulut, kubah TV merupakan media yang baru berdiri di negara Kubah. Namun Kubah TV merupakan media yang cukup besar dinegara Kubah. Maklum, kubah TV miliknya pemerintah Kubah, jadi segmen pemberitaannya jelas berpihak kemana. Tapi yang besar dari kubahTV bukan pengaruh dan berita yang dimuatnya. Tapi anggaran dana nya. Tentu berbanding terbalik dengan Surat Kabar Ide. Para kru nya sering disebut sebagai “anak nakal yang suka mencubit”. 

Mungkin perbedaan perlakuan antara kedua media yang ada di negri kubah tersebut seperti anak kandung dan anak tiri, yang diasuh oleh ibu tiri. Perbedaan perlakuan tentu wajar. Karena Surat Kabar Ide kan, anak nakal yang suka cubit sana-cubit sini. Jadi sudah wajar mereka dapat perlakuan seperti itu. 

Bisa jadi, perlakuan ini untuk  mendidik, supaya Surat Kabar Ide menjadi anak baik yang patuh pada orang tua. Tentu hal seperi itu sudah menjadi keinginan orang tua. 

Namun yang menjadi masalah, inikan media..? Bukan keluarga..!

Tentu bertentangan dengan konsitusi dunia pers. Seharusnya media bertugas sebagai kontrol sosial, edukasi, dan lain sebaginya. Yang telah disepakati di Rahim ibu kita, waktu masih berada di alam Roh. Tentu ini melanggar “kitab suci” sembilan elemen jurnalis, dan hadis kudsi “tentang kode etik” seorang jurnalis yang terlahir sebagai wartawan dan bekerja disebuah perusahaan pers.

Tapi seperti itulah keadaan perusahaan pers hari ini. Tak jauh beda dengan negara kubah, di negara kubah, hampir sebagian besar anggaran Medianya diatur dan di sediakan oleh Negara. Tentu hanya ada dua kelompok orang yang sanggup membuat berita yang kritis

Pertama, Orang yang tak tahu diri. Masak sudah diberi anggaran dan fasilitas masih mengkritik. Kedua, orang yang konsisten dengan “kitab suci” sembilan elemen jurnalistik dan orang yang berpegang teguh dengan “hadist kudsi” tentang kode etik seorang jurnalis. Makanya, dunia pers dan urnalist adalah dunia yang keras, penuh dengan tekanan baik dari perusahaan terhadap jurnalist atau dari pihak penguasa.

Kondisi negara dan warga negara kubah pada saat sekarang sangatlah labil. Memang kalau di lihat secara sepintas hampir sama dengan negara sebelah. Dinegara sebelah beberapa bulan silam sempat di hebohkan dengan pemberitaan Bunda Putri,. Tak jauh beda dengan Negara kubah. 

Negara Kubah juga punya bunda X, mungkin tugasnya beda tipis dengan bunda  putri. Kalau di negara sebelah bunda putri berkutak sekitar “lobi melobi dan lahan basah”, dinegara Kubah Bunda X  berkutak pada tempat yang sama. Dia juga hampir di kenal oleh semua kalangan, persislah seperti bunda Putri.

 Tapi bedanya, dinegara kubah hal tersebut tak dimuat di media manapun. Hanya menjadi rahasia umum, yang telah diketahui banyak orang.


*******
Dari segi keyakinan, mayoritas masyarakat di negara kubah beragama Islam. Maka tak heran, jika pada suatu saat nanti ketika kita berkunjung atau tersesat dinegara tersebut, seolah-olah kita berada di timur tengah. Bedanya hanya buminya saja. Kalau di timur tengah ada gurun pasir, maka di negara kubah ada kubangan kerbau ( Kerbau adalah hewan langka, sejenis onta yang hidup di negara kubah). 

Kenapa seperti suasana di timur tengah,..?  

  Dari segi arsitek bangunan. Hampir sebagian besar bangunan yang di bangun dinegara tersebut, bangunannya ala timur tengah, di bagian atas Kantor pemerintahan dan Rumah masyarakat ada kubah. Layaknya mesjid yang ada di negara sebelah.

Jika pada suatu saat ada orang asing yang berkunjung kenegara kubah. Tentu mereka akan kebingungan untuk menemukan mesjid. Karena hampir sebagian besar bagunannya berkubah, dan diantara bangunan yang berkubah tersebut memang tak ada mesjid. Wajar mereka kebingungan dan tak menemukan mesjid.

  Secara sepintas mungkin, mereka mengira semua bangunan yang ada di negri kubah adalah mesjid. Padahal tak semua yang berkubah itu mesjid. Contohnya negri kubah ini. 

Inilah keanehan yang ada di negara kubah. Bangunan mereka megah menjulang kelangit, bergaya timur tengah. Tapi memberikan harapan palsu, mungkin bisa menipu mata setiap pengunjung dan tamu baru yang datang kenegara kubah.


Sungguh negara yang langka, mayoritas penduduk beragama islam. Tapi tak memiliki mesjid. Itulah ciri khas yang akan terus di jual oleh negri kubah untuk menggaet para ‘turis’ agar mau berkunjung kenegaranya. Dengan slogan “ Masyarakat madani, akademis, dan agamis” negara mereka banyak di kunjungi oleh para turis. 

Mungkin negara-negara yang bergantung pada pariwisata perlu belajar kenegri kubah, dalam mempromosikan dan mengekpos potensi yang ada di negara mereka..



NB:Cerita ini hanya fiktif belaka tak ada maksud menyinggung pihak manapun , hanya untuk belajar menulis dan mengisi waktu luang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar